Kamis, 15 September 2016

Mudzakaroh selama keluar bersama Masturoh

Hal-hal yang dimudzakarohkan saat keluar masturoh
1. 6 sifat sahabat ( six point ) 2. Kepentingan keluar masturah 3. Beberapa pesanan masturah 4. Mendidik anak secara sunnah 5. 20 ushul – ushul da`wah 6. Istiqbal 7. Da’wah infiradi 8. Maqami rijal 9. Adab rumah tangga 10. Adab tidur 11. Adab makan dan minum 12. Adab mandi dan tandas ( sewaktu-waktu ) 13. Adab perjalanan 14. Adab tasykil : - Ta’lim rumah - Keluar

Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

1. 6 sifat sahabat ( six point ) 
2. Kerangka usaha masturah 
3. Beberapa pesanan masturah 
4. Mendidik anak secara sunnah 
5. 20 ushul – ushul da`wah 
6. Istiqbal 
7. Da’wah infiradi 
8. Maqami rijal 
9. Adab rumah tangga 
10. Adab tidur 
11. Adab makan dan minum 
12. Adab mandi dan tandas ( sewaktu-waktu ) 
13. Adab perjalanan
14. Adab tasykil : - Ta’lim rumah - Keluar

1. 6 SIFAT SAHABAT
InsyaAllah sudah banyak yang faham dan hapal dengan mudzakarah bab ini.

2. KERANGKA USAHA MASTUROH
   
  2A. Asas
     1. Al-Qur'an dan Hadis (Sunnah)
         Banyak ayat yang menunjukkan perintah untuk ibadah dan da'wah, bukan hanya untuk lelaki, melainkan juga untuk wanita. Beberapa diantaranya:





Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana


     2. Dengan kelembutan dan tidak dengan paksaan


   2B. Pentingnya Keluar Masturoh


1. Wanita dalam sejarahnya adalah yang pertama kali menerima Islam, dan yang pertama kali mati syahid dalam Islam. Sebagaimana kisah Siti Khadijah r.ha dan Sumayyah r.ha.

2. Dapat menjadi Asbab hidayah, sebagaimana sahabiah adik dari 'Umar bin Khattab r.a. yang menjadi asbab 'Umar bin Khattab masuk Islam.

3. Jumlahnya lebih banyak dari laki- laki, dan lebih dekat kepada anak anak.
Zaman Nabi - Nabi terdahulu, Nabi yang berda'wah dan didukung oleh istrinya, maka pengikutnya banyak, hidayah bercurah, Sebagaimana Nabi Ibrahim a.s dengan istrinya (Siti Hajar dan Siti Sarah r.hum), Nabi Musa a.s dan Istrinya, serta Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam dan para istrinya.
Sebaliknya, Nabi - Nabi yang istrinya tidak mendukung da'wah suaminya, maka hidayah yang turun sangat sedikit, seperti Nabi Nuh a.s (Istrinya tidak beriman). Selama 950 tahun pengikutnya hanya 83 orang (Tiap 11 tahun hanya bertambah 1 orang).
Contoh lainnya Nabi Luth, istrinya tidak beriman. Pengikut nya hanya 2 putrinya saja.
4. Wanita memiliki banyak potensi, seperti mudah menangis dan pandai merayu
Bila wanita diusahakan agamanya, maka tangisannya ini akan digunakan untuk mendoakan hidayah bagi ummat.
Dan bila para wanita diusahakan agamanya, maka mereka akan menggunakan rayuannya untuk merayu para suaminya, ayahnya, puteranya dan saudara laki lakinya untuk keluar di jalan Allah.

  2C. Maksud Usaha Masturoh
Maksud usaha masturoh adalah menjadikan wanita menjadi:

         a. Da'iyyah (Wanita ahli da'wah)

Menjadi da'iyyah yang tidak terkesan dengan suasana dan keadaan. Siap mengorbankan apa yang ada untuk kepentingan agama, sebagaimana Siti Khadijah radhiallahu'anha dan mendorong suaminya untuk keluar fii sabilillah. Bila datang masalah dalam rumah, maka istri yang da'iyyah akan bertawajjuh kepada Allah, mengembalikan semuanya kepada Allah, sehingga dia akan menggelar sajadah, sholat menghadap Allah, meminta langsung pertolongan Allah subhanahu wata'ala.
Semua kebutuhan akan dicukupi Allah. Dan ketika datang kesusahan, itu hanya ujian saja dari Allah, untuk menaikkan kualitas iman. Allah hendak mengangkat derajat kita dengan memberikan ujian ujian.
Dan bila ada tamu wanita datang, seorang da'iyyah akan mengajak untuk perbaiki amal, menda'wahi bahwa semua datang dari Allah, sakit dari Allah, sehat dari Allah, senang dari Allah, susah dari Allah sehingga kita hanya akan meminta kepada Allah saja.

        b. 'Alimah (Wanita yang 'alim)

'Alimah, yang memahami hukum hukum dalam agama, khususnya yang berkaitan dengan aktifitas sehari hari, dan mengajarkan ilmu syar'i kepada anak-anak, diantaranya:
- Menasihati suaminya untuk mencari yang halal, dan merasa cukup apa yang diberikan Allah melalui suami nya asalkan halal. Sehingga yang masuk ke dalam perut ahli keluarga adalah makanan yang halal dan thoyyib, dan menjadikan jasmani tumbuh kembang dalam ketaatan kepada Allah 'azza wajalla.
- Memahami tata cara bersuci, tata cara sholat, dan pentingnya menjaga sholat fardhu tepat pada waktunya dikarenakan kaitannya dengan tidak menentunya datang haid.
- Memahami cara mencuci yang syar'i, sehingga pakaian yang dipakai suami dan ahli keluarga suci dari najis, yang menjadi salah satu syarat sah tidaknya sholat.
- Memilah makanan yang halal dan subhat. Sebagaimana hadits Nabi shallallahu'alaihi wasallam:


Dari Abu Abdullah An Nu’man bin Basyir Radhiallahu ‘Anhuma, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Aalihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya yang halal adalah jelas dan yang haram juga jelas dan di antara keduanya terdapat perkara yang samar, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Barangsiapa yang menghindar dari yang samar maka dia telah menjaga agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang terjatuh dalam perkara yang samar maka dia telah terjatuh dalam perkara yang haram, seperti penggembala yang berada dekat di pagar milik orang lain dikhawatiri dia masuk ke dalamnya. Ketahuilah setiap raja memeliki pagar (aturan), aturan Allah adalah larangan-laranganNya. Sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging jika dia baik maka baiklah seluruh jasad itu, jika dia rusak maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)


- Memahami amalan amalan sunnah dan adab sehari hari
Dan memahami ilmu syar'i lainnnya secara bertahap, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.

Disamping ilmu masa'il tadi, tak kalah penting seorang 'alimah harus memahami ilmu fadho'il, tentang keutamaan amal. Karena sebagai pendorong kita untuk semangat beramal, dan dapat mendahulukan mana amalan yang jauh lebih banyak pahalanya dibanding lainnya jika dihadapkan pada waktu yang bersamaan.
Sebagaimana kisah Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma:

Dari Ibnu Abbas r.a., bahwa suatu ketika ia beri'tikaf di masjid Rasulullah saw. lalu seseorang datang dan memberi salam kepadanya, kemudian duduk. Ibnu Abas r. a. berkata kepadanya, "Hai fulan, aku melihatmu dalam keadaan gelisah dan sedih. " Dia berkata, "Benar, wahai putera paman Rasulullah. Aku mempunyai tanggungan utang kepada seseorang. Demi kemuliaan penghuni kubur ini (maksudnya kubur Rasulullah saw.), aku tidak sanggup melunasinya.".

Ibnu Abbas r.a, berkata, "Bolehkan aku berbicara kepadanya mengenaimu?". Dia menjawab, "Silakan, jika menurutmu itu adalah hal yang pantas.". Maka Ibnu Abbas r.a. memakai sandalnya kemudian keluar dari Masjid. Orang itu berkata, "Apakah engkau lupa yang sedang engkau lakukan (beri'tikaf) ?". Ibnu Abbas r.a. menjawab, "Tidak, tetapi sesungguhnya aku telah mendengar penghuni kubur ini dalam waktu yang belum lama - maka keluarlah air mata dari kedua matanya - telah bersabda,

"Barangsiapa berjalan untuk menunaikan hajat saudaranya dan berusaha sungguh-sungguh di dalamnya, maka hal ini lebih utama baginya daripada 10 tahun beri'tikaf. Dan barangsiapa yang beri'tikaf satu hari karena mengharapkan ridha Allah, maka Allah Swt. akan menjauhkan antara dia dengan neraka sejauh tiga parit, yang jarak antara satu paritnya lebih jauh daripada langit dan bumi." (Hr.Thabrani, Baihaqi dan Hakim - at Targhib)
 

Dengan begitu, ketika suami pulang membawa takazah agama, seperti berkhidmat tamu, nusroh jamaah, dll, maka istri dan ahli keluarga yang memahami nilai fadhilah agama akan ringan menyambut ajakan suaminya tersebut.    

        c. 'Abidah (Wanita ahli ibadah)

Agar wanita ahli keluarga kita gemar ibadah di rumah, mengerjakan amal amal sunnah seperti dhuha, tahajjud, tilawah quran, berdzikir dan selalu menjaga do'a masnunnah. Maka rumah kita akan hidup agama yang dipenuhi amalan amalan ibadah. Bila rumah dihidupkan dengan amalan ibadah, maka kebarokahan akan datang ke rumah kita.
Rezeki yang dibawa suami dari luar juga bergantung pada amalan istri di rumah. Bila istri banyak berdzikir dan sholat di dalam rumah, maka Allah akan berikan rezeki yang baik untuk seluruh ahli keluarga.
Sebagaimana kisah Siti Maryam dalam Al-quran, yang berdzikir dibalik mihrab, Allah hantar rezki di sisi Siti Maryam.



Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab. (QS: Ali 'Imron-37)

        d. Murobbiyah (Pendidik)
 
Umumnya anak-anak sangat dekat dengan ibunya. Hal ini dikarenakan waktu yang dihabiskan bersama ibu di rumah jauh lebih banyak daripada bersama Bapaknya. Hal ini wajar, dimana seorang bapak waktunya banyak dihabiskan di luar rumah karena mencari nafkah, bersilaturrahmi dsb.
Karena anak-anak dekat dengan ibu, maka menjadikan wanita menjadi murobbi merupakan target usaha masturoh, sehingga anak anak akan jelas arah pendidikan akhlaqnya. Ibu merupakan madrasah awal bagi seorang anak.
Dengan pendidikan yang baik dari Ibu, diawali dengan mengajarkan makan cara sunnah, tidur cara sunnah, belajar cara sunnah, berbakti kepada kedua orang tua, dsb, sehingga anak anak muslim akan memiliki pondasi yang kuat saat mereka bergaul dengan lingkungannya.

Program Yahudi adalah menjauhkan anak-anak dari rumah selama mungkin, sehingga anak anak kehilangan figur kedua orang tuanya. Dengan begitu, anak anak akan mudah dipengaruhi dengan hal hal yang merusak agamanya.
    
        e. Khadimah (Wanita ahli Khdmat)
Berkhidmat adalah amal yang sangat disukai Allah, menjadi asbab lunaknya hati, dan menjadi asbab hidayah. Dan bila wanita berkhidmat kepada suaminya, maka dia mendapatkan pahala atas apa yang diamalkan suaminya di luar rumah.

Suatu ketika Asma’ mendatangi Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya adalah utusan bagi seluruh wanita muslimah yang di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan pendapatku. Sesungguhnya Allah mengutusmu bagi seluruh laki-laki dan wanita, kemudian kami beriman kepada anda dan membai’at anda. Adapun kami para wanita terkurung dan terbatas gerak langkah kami. Kami menjadi penyangga rumah tangga kaum laki-laki dan kami adalah tempat menyalurkan syahwatnya. Kamilah yang mengandung anak-anak mereka. Akan tetapi kaum laki-laki mendapat keutamaan melebihi kami dengan shalat Jum’at, mengantarkan jenazah, dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad, kamilah yang menjaga harta mereka dan mendidik anak-anak mereka. Maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka?”
Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh kepada para sahabat dan bersabda, “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agama yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?”
Para sahabat menjawab, “Benar, kami belum pernah mendengarnya ya, Rasulullah!”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Kembalilah wahai Asma' dan beritahukan kepada para wanita yang berada di belakangmu, bahwa perlakuan baik salah seorang di antara mereka kepada suaminya, upayanya untuk mendapat keridhaan suaminya, dan ketundukkannya untuk senantiasa mentaati suami, itu semua dapat mengimbangi seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum laki-laki.”
Maka kembalilah Asma’ sambil bertahlil dan bertakbir merasa gembira dengan apa yang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim)

     f. Zahidah (Zuhud, sederhana)
Menjadikan istri kita zuhud, tidak cinta dunia, dan menyederhanakan keperluan. Dengan sederhananya keperluan, maka akan banyak waktu untuk ibadah, akan mudah untuk mengambil takazah agama, dan akan terbentuk sifat qona'ah (merasa cukup).
 
  2D. Target Usaha Masturoh
          Target usaha masturoh adalah 
            1. Hidupnya ta'lim rumah
            
  2E. Tujuan Usaha Masturoh
          1. Menjadikan wanita ahli keluarga betah di rumah
       2. Memahamkan dalam diri wanita, bahwa ia adalah istri da'i, sehingga siap dengan senang hati membantu, mendorong, menyiapkan keperluan suaminya fii sabilillah kapanpun dan dalam keadaan apapun.
  2F. Tertib Usaha masturoh
         Tertib Haqiqi : 1. Keluar dengan suaminya
                                  2. Full Hijab
                                  3. Dengan arahan markas


3. BEBERAPA PESANAN MASTUROH


Beberapa pesanan masturoh:
     3a. Sholat awal waktu
     3b. Hidupkan Ta'lim rumah
          Ta'lim rumah merupakan amalan maqomi masturoh, dengan point-point:
          1. Membaca tentang fadhilah - fadhilah amal
          2. Halaqah Quran
              Untuk halaqah Quran di rumah, tidak melulu hanya 10 surat terakhir dalam Al-quran. 
              Bisa ditambah dengan tambahan hafalan surat yang lain, agar hafalan bertambah.
              Dan makhorijul huruf dan tajwid dalam pembacaannya harus benar dan diluruskan.
          3. Mudzakarah 6 sifat sahabat
          4. Tasykil, yakni ajakan untuk ahli keluarga menambah pengorbanan.
               Ditawarkan untuk menyambut takazah dari mahalah, halaqah dan markaz.
          5. Musyawarah, baik musyawarah tentang keperluan rumah tangga maupun agama.

     3c.  Istiqomah membaca Al-quran dan Dzikr
     3d. Mendidik anak secara sunnah.
            InsyaAllah mendidik anak secara sunnah akan dibahas di point berikutnya.
     3e. Hidup sederhana
     3f.  Mendorong suami atau mahrom nya untuk keluar di jalan Allah.

4. MENDIDIK ANAK SECARA SUNNAH

Mendidik anak secara sunnah dimulai dari sejak hendak menikah.

     4A. Tarbiyatunnikah

   - Pebanyak doa, meminta jodoh yang sholih/sholihah, bahkan meminta keturunan yang sholih/sholihah, sebagaimana do'a dalam al Quran:
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

   - Bertemunya tidak dengan pacaran, melainkan proses secara syar'i.
  - Pernikahan dibuat secara sederhana dan sesuai kemampuan. Pernikahan tidak dibuat dengan cara yang tidak sesuai dengan sunnah. Diantaranya, dipisah dengan hijab antara tamu laki-laki dan wanita, mempelai wanita tidak duduk bersama dengan mempelai pria di pelaminan, dsb.

     4B. Tarbiyatul Junub

   - Ketika malam pertama, hendaknya suami memegang keningnya, mengecupnya dan berdoa:

  إِذَا تَزَوَّجَ أَحَدُكُمُ امْرَأَةً ، أَوِ اشْتَرَى خَادِمًا ، فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا ، وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

Artinya: “Apabila salah seorang di antara kalian menikahi seorang wanita atau membeli seorang pembantu (hamba), peganglah terlebih dahulu keningnya, sebutlah nama Allah dan berdoalah untuk keberkahan serata ucapkanlah doa berikut ini: “Allahumma inni as’aluka min khairiha wa khairi ma jabaltuha ‘alaih, wa a’udzubika min syarriha wa syarri ma fiha wa syarri ma jabaltuha ‘alaih (Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada mu kebaikannya (isteri) dan kebaikan apa yang saya ambil dari padanya, serta aku berlindung kepadaMu dari kejahatannya dan kejahatan apa yang ada di dalamnya juga dari kejahatan dari apa yang aku ambil daripadanya” (HR. Abu Dawud, Nasai dan Ibn Majah).

     - Sholat sunnah 2 raka'at bersama istri (malam pertama)
     - Berdoa saat hendak menggauli istri (malam pertama dan setiap hendak menggauli)
     
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ : أَمَا إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنِى الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا ثُمَّ رُزِقَ أَوْ قُضِىَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ لَمْ يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ



Artinya: “Ibnu Abbas berkata, Rasulullah -sholallahu ‘alaihi wasallam- bersabda: “Apabila seseorang membaca doa berikut ini sebelum menggauli isterinya: “bismillah allahumma jannibnis syaithan wa jannibis syaithan ma razaqtana” (Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah syetan dari saya, dan jauhkanlah ia dari apa yang akan Eukau rizkikan kepada kami (anak, keturunan), kemudian dari hubungan tersebut ditakdirkan menghasilkan seorang anak, maka ia tidak akan diganggu oleh setan selamanya” (HR. Bukhari Muslim).
 
     4C. Tarbiyatul Janin

     - Niatkan bayi dalam kandungan kelak untuk berkhidmat pada agama




(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

     - Perbanyak melantunkan al-Quran. 
       Bayi dalam kandungan dapat merekam bacaan quran kedua orang tuanya.

     4D. Tarbiyatul Wiladah
 
     - Proses lahir dengan dokter/bidan wanita, bukan laki-laki
     - Perdengarkan lafaz Allah sejak bayi
     - Hari ke-7 di aqikah, dipotong rambutnya, dan diberi nama yang baik
     - Rambutnya ditimbang, kemudian sedekah emas/perak seberat rambut bayi
     - Men- Tahniq nya mengunyahkan kurma, lalu mengoleskan ke mulut bayi).Sebaiknya yang melakukan adalah orang sholeh yang memiliki keutamaan.
Sebagaimana dalam riwayat hadits:

Dari Asma binti Abi Bakar Ash-Shiddiq ketika ia sedang mengandung Abdullah bin Az-Zubair di Makkah, ia berkata, “Aku keluar dalam keadaan hamil menuju kota Madinah. Dalam perjalanan aku singggah di Quba dan di sana aku melahirkan. Kemudian aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan meletakkan anakku di pangkuan beliau. Beliau meminta kurma lalu mengunyahnya dan meludahkannya ke mulut bayi itu, maka yang pertama kali masuk ke kerongkongannya adalah ludah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah itu beliau mentahniknya dengan kurma dan mendo’akan barakah baginya. Lalu Allah memberikan barakah kepadanya (bayi tersebut).” [Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (5469 Fathul Bari), Muslim (2146, 2148 Nawawi), Ahmad (6247) dan At-Tirmidzi (3826)] 
 
Dalam Ash-Shahihain -Shahih Bukhari dan Muslim- dari Abu Musa Al-Asy’ariy, “Anakku lahir, lalu aku membawa dan mendatangi Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, lalu beliau shallallaahu alaihi wasallam memberinya nama Ibrahim dan kemudian men-tahnik-nya dengan kurma.” dalam riwayat Imam Bukhari ada tambahan: “maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam  mendoakan kebaikan dan memdoakan keberkahan baginya, lalu menyerahkan kembali kepadaku.”

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Burdah dari Abu Musa, dia berkata,

وُلِدَ لِى غُلاَمٌ فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَمَّاهُ إِبْرَاهِيمَ وَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ

“Pernah dikaruniakan kepadaku seorang anak laki-laki, lalu aku membawanya ke hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya dengan sebuah kurma.”[Dikeluarkan oleh Al-Bukhari (5467 Fathul Bari) Muslim (2145 Nawawi), Ahmad (4/399), Al-Baihaqi dalam Al-Kubra (9/305) dan Asy-Syu’ab karya beliau (8621, 8622)]

Al-Bukhari menambahkan, “Dan beliau mendo’akan keberkahan baginya seraya menyerahkannya kembali kepadaku.” Dan dia adalah anak tertua Abu Musa radhiyallahu ‘anhu.


     4E. Tarbiyatul Aqli

     - Biasakan mengenalkan alam semesta merupakan penciptaan Allah
     - Bila anak meminta sesuatu, ajarkan sholat 2 rakaat dan minta kepada Allah terlebih dahulu
     - Bila memberi sesuatu, pahamkan hakikatnya dari Allah, sehingga tumbuh keyakinan dalam diri anak, bahwa pemberi rezeki adalah Allah.

     4F. Tarbiyatul Jism

     - Membiasakan tutup aurat sejak kecil. Begitupun orangtua, berpakaian yang pantas bila didalam rumah, karena akan dicontoh oleh anak anaknya.
     - Anak usia 7 tahun, dipisahkan tidurnya, antara putra dan putri
     - Biasakan kalau bermain di luar, menggunakan pakaian muslim / muslimah

     4G. Tarbiyatuddiin
  
     - Usia 7 tahun, mulai diajarkan sholat
     - Usia 10 tahun, bila tidak mengerjakan sholat, hendaknya dipukul dengan pukulan mendidik, dengan niat agar anak takut kepada Allah
     - Dikenalkan baca quran, dan bila belajar di luar, dicarikan guru dan lingkungan yang baik
     - Ajarkan semua perintah Allah, dan dilatih mengamalkannya, seperti puasa, bersedekah, berakhlaq yg baik, berkhidmat (mengerjakan pekerjaan rumah).
     - Bantu anak berbakti kepada orang tua, dengan cara 
         1. menerima usahanya walaupun kecil
         2. memaafkan kekeliruannya
         3. tidak membebaninya dengan beban yang berat
         4. tidak memarahinya dengan ucapan yang melukai hatinya
     - Bila hendak menegur, hendaknya di tempat yang tersendiri, tidak dihadapan saudaranya yang bisa menjatuhkan mentalnya
     - Terus berupaya mengarahkan dan mengawasi hidupnya sesuai dengan jalan agama
     - Bila sudah dewasa dan masanya menikah, maka orang tua lah yang mencarikan jodoh yang baik dan sekufu dengan anaknya. 

5. 20 USHUL DA'WAH


6. ISTIQBAL

     1. Berpakaian seperti wanita pada umumnya, tidak hitam, dengan maksud agar tidak memberi kesan yang eksklusif kepada tamu ibu ibu yang awwam
       2.  Murah senyum
       3.  Bila tamu yang datang belum kenal, awali dengan ta'aruf dengan perkenalkan diri terlebih dahulu (ahlia dari siapa), baru kemudian tanya nama/ahliah siapa
       4.  Sebelum mempersilahkan duduk, tanyakan terlebih dahulu, apakah tamu sudah sholat atau belum. Bila belum, dengan hikmah persilahkan sholat dengan menunjukkan tempat wudhu, toilet, dan tempat sholat
       5Bawa sifat fikr, bagaimana tamu semakin banyak yang datang, dan setiap yang datang dapat mengambil manfaat dari jamaah, sehingga kembali dengan niat menghidupkan agama di rumah nya.
       6.   Bila tamu pulang, dihantar dengan senyuman, dan sampaikan kalimat da'wah dan tasykil untuk datang kembali bila masa program masih ada.

7. DA'WAH INFIRODI


8. MAQOMI RIJAL & MAQOMI MASTUROH

   8A. MAQOMI RIJAL
          1. Musyawarah harian di masjid/musholla
          2. Ta'lim masjid
          3. 2 1/2 jam amalan masjid dan silaturrahmi
          4. Jaulah 1 ( silaturrahmi dari pintu ke pintu jamaah sekitar ajak masyarakat ke masjid) 
              Jaulah 2 ( sebagaimana jaulah 1, hanya dibuat di lingkungan masjid tetangga, pintu ke pintu)
          5. 3 hari setiap bulan (luangkan waktu 3 hari dalam sebulan untuk i'tikaf dan da'wah di kampung lain)  
 
   8B. MAQOMI MASTUROH
          1. Ta'lim rumah. Adapun kelengkapannya bisa dilihat pada pembahasan di atas, point 3b.
          2. Ta'lim muhallah. Yakni ta'lim dalam satu rumah bersama jamaah ibu-ibu di dalam satu muhallah 

9. ADAB RUMAH TANGGA

     9A. ADAB RUMAH



Maksud dan tujuannya adalah menjadikan rumah wujud suasana agama sebagaimana keluarga Rasulullah shollallahu'alaihi wasallam.

          1. Masuk dan keluar rumah mengucapkan salam, dan membaca doa.

Doa keluar rumah:

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ

"Dengan menyebut nama Allah aku bertawakal kepada Allah, tiada daya kekuatan melainkan dengan Allah"

Doa masuk rumah:

اَللهُمَّ اِنّىْ اَسْأَلُكَ خَيْرَالْمَوْلِجِ وَخَيْرَالْمَخْرَجِ بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللهِ رَبّنَا تَوَكَّلْنَا 
"Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu baiknya tempat masuk dan baiknya tempat keluar dengan menyebut nama Allah kami masuk, dan dengan menyebut nama Allah kami keluar dan kepada Allah Tuhan kami, kami bertawakkal"

          2. Seorang ibu hendaknya menggunakan pakaian yang sopan dan pantas, karena akan dilihat langsung oleh anak anak dan dicontoh
          3. Mendidik anak anak
          4. Menghidupkan rumah dengan amalan
          5. Tidak memasukkan laki laki lain yang bukan mahrom ke dalam rumah tanpa izin suami
          6. Tidak keluar rumah tanpa izin suami
          7. Usahakan keluar rumah dengan mahromnya
          8. Jangan berlama lama diluar rumah. Segera kembali bila ursan sudah selesai.
       




     9B. ADAB TERHADAP SUAMI





Nasihat bayan adab suami&istri, MasyaAllah, semoga hamba bisa memuliakan istriku, dan istriku bisa memuliakan aku karena Allah.

  

Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar